Rabu, 16 Januari 2013

hasil kkp kabupaten garut



Kabupaten Garut
Status Gizi Balita
Program pendampingan perbaikan gizi masyarakat oleh mahasiswa Kuliah Kerja Profesi (KKP) IPB di Kabupaten Garut dilaksanakan di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Bayongbong (4 desa), Kecamatan Cisurupan (6 desa) dan Kecamatan Cikajang (4 desa).  Berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan melalui penimbangan pada awal dan akhir kegiatan, pendampingan yang dilakukan cukup memberikan dampak pada penurunan balita dengan status gizi kurang kurang dengan besaran yang berbeda antar desa (Tabel 1).
Tabel 1  Data Sebaran Balita berdasarkan Status Gizi (BB/U) pada awal dan akhir masa KKP di Kabupaten Garut

Kriteria
Sebaran Balita berdasarkan Status Gizi
BB/U
Awal
Akhir
Delta
Kecamatan Bayongbong
Desa Mulyasari
Status Gizi Kurang
4 (12,5%)
3 (9,38%)
1  (25%)
Status Gizi Baik/Normal
28 (87,5%)
29 (90,62%)
1 93,6%)
Status Gizi Lebih
0 (0.0%)
0 (0.0%)
0 (0%)
Jumlah
32 (100%)
32 (100%)

Desa Ciburuy
Status Gizi Kurang
27(31,40%)
22 (25,58%)
5 (18,5%)
Status Gizi Baik/Normal
59 (68,60%)
64 (74,42%)
5 (8,5%)
Status Gizi Lebih
0 (0,0%)
0(0,0%)
0 (0%)
Jumlah
86 (100%)
86 (100%)

Desa Cikedokan
Status Gizi Kurang
27 (31,76%)
23(27,05%)
4 (14,8%)
Status Gizi Baik/Normal
57 (67.06%)
61 (71.76%)
4 (7%)
Status Gizi Lebih
1(1.18%)
1(1.18%)
0 (0%)
Jumlah
85 (100%)
85 (100%)

Desa Banjarsari
Status Gizi Kurang
0(0,0%)
5 (10%)
5 (0%)
Status Gizi Baik/Normal
50 (100%)
45 (90%)
5 (10%)
Status Gizi Lebih
0 (0,0%)
0 (0,0%)
0 (0%)
Jumlah
50 (100%)
50 (100%)

Rekapitulasi Data Kec. Bayongbong
Status Gizi Kurang
58 (22,92%)
53 (20,95%)
5(8,6%)
Status Gizi Baik/Normal
194(76,68%)
199(78,66%)
5 (2,6%)
Status Gizi Lebih
1 (0,39%)
1 (0,39%)
0 (0%)
Jumlah
253 (100%)
253 (100%)

Kecamatan Cisurupan
Desa Tambakbaya
Status Gizi Kurang
2 (6,7%)
1 (3,3%)
1 (50%)
Status Gizi Baik/Normal
28 (93,3%)
29 (96,7%)
1 (3,6%)
Status Gizi Lebih
0 (0%)
0 (0%)
0 (0%)
Jumlah
30 (100%)
30 (100%)

Desa Sirnagalih



Status Gizi Kurang
10 (33,33%)
5 (16,67%)
5 (50%)
Status Gizi Baik/Normal
19  (63,3%)
25 (83,3%)
6 (31,6%)
Status Gizi Lebih
1 (3,3 %)
0
1 (100%)
Jumlah
30 (100%)
30 (100%)

Desa Sirnajaya                                                       
Status Gizi Kurang
4 (13.3%)
1 (3.3%)
3 (75%)
Status Gizi Baik/Normal
26 (86.7%)
29 (96.7%)
3 (11,5%)
Status Gizi Lebih
0 (0%)
0 (0%)
0 (0%)
Jumlah
30 (100%)
30 (100%)

Desa Pangauban
Status Gizi Kurang
5(15,6%)
4(12,5%)
1 (20%)
Status Gizi Baik/Normal
27(84,4%)
28(87,5%)
1 (3,7%)
Status Gizi Lebih
0 (0%)
0 (0%)
0 (0%)
Jumlah
32 (100%)
32 (100%)

Desa Cipaganti
Status Gizi Kurang
3 (10%)
1 (3,3%)
2 (66,7%)
Status Gizi Baik/Normal
27 (90%)
28 (93,3%)
1 (3,7%)
Status Gizi Lebih
0 (0%)
1 (3,3%)
1 (0%)
Jumlah
30 (100%)
30 (100%)

Desa Kramatwangi
Status Gizi Kurang
2 (13,3%)
2 (13,3%)
0 (0%)
Status Gizi Baik/Normal
13 (86,7%)
13 (86,7%)
0(0%)
Status Gizi Lebih
0(0%)
0(0%)
0(0%)
Jumlah
15 (100%)
15 (100%)

Rekapitulasi Data Kec. Cisurupan
Status Gizi Kurang
26 (15,57%)
13 (7,78)
13 (50%)
Status Gizi Baik/Normal
140 (83,83%)
153 (91,62%)
13 (9,3%)
Status Gizi Lebih
1 (0,6%)
1 (0,6%)
0 (0%)
Jumlah
167 (100%)
167 (100%)

Kecamatan Cikajang
Desa Simpang
Status Gizi Kurang
12 (27,27%)
11 (25%)
1 (8,3%)
Status Gizi Baik/Normal
32 (72,72%)
33 (75%)
1 (3,1%)
Status Gizi Lebih
0 (0%)
0 (0%)
0 (0%)
Jumlah
44 (100%)
44 (100%)

Desa Cibodas
Status Gizi Kurang
7 (12,28%)
3 (5,26%)
4 (57,1%)
Status Gizi Baik/Normal
50 (87,72%)
54 (94,74)
4 (8%)
Status Gizi Lebih
0 (0%)
0 (0%)
0 (0%)
Jumlah
57 (100%)
57 (100%)

Desa Girijaya
Status Gizi Kurang
0 (0%)
0 (0%)
0 (0%)
Status Gizi Baik/Normal
23 (100%)
23(100%)
0 (0%)
Status Gizi Lebih
0 (0%)
0 (0%)
0 (0%)
Jumlah
23(100%)
23(100%)

Desa Mekarjaya
Status Gizi Kurang
19 (30,16%)
4 (6,35%)
15 (78,9%)
Status Gizi Baik/Normal
44 (69,84%)
59 (93,65%)
15 (34,1%)
Status Gizi Lebih
0 (0%)
0 (0%)
0 (0%)
Jumlah
63 (100%)
63 (100%)

Rekapitulasi Data Kec. Cikajang
Status Gizi Kurang
38 (20,32%)
18 (9,63%)
20 (52,6%)
Status Gizi Baik/Normal
149 (79,68%)
169 (90,37%)
20 (13,4%)
Status Gizi Lebih
0 (0%)
0 (0%)
0 (0%)
Jumlah
187 (100%)
187 (100%)

Rekapitulasi Data Kab Garut
Status Gizi Kurang
122 (20,1%)
84 (13,84%)
38 (31,1%)
Status Gizi Baik/Normal
483 (79,57%)
521 (85,83%)
38 (7,9%)
Status Gizi Lebih
2 (0,33%)
2 (0,33%)
0 (0%)
Jumlah
607 (100%)
607 (100%)

Total balita yang ditimbang di Kabupaten Garut adalah 607 orang. Balita yang ditimbang berat badannya adalah balita yang berada pada kisaran usia 2 sampai 5 tahun. Penentuan status gizi balita berdasarkan hasil penimbangan berat badan menurut umur, kemudian balita dimasukan pada kategori gizi kurang, gizi baik/normal, dan gizi lebih. Dari Tabel 1 terlihat bahwa pada awal kegiatan terdapat 122 balita (20.1%) berstatus gizi kurang, 483 balita (79.57%) berstatus gizi baik/normal dan 2 balita (0,33%) berstatus gizi lebih. Bila dilihat perdesa baik di Kecamatan Bayongbong, Cisurupan maupun Banyuresmi terlihat bahwa hamper di setiap desa terdapat balita dengan status gizi kurang meskipun besarannya bervariasi kecuali di desa Banjarsari kecamatan Bayongbong dan desa Girijaya kecamatan Cikajang. Prevalensi balita dengan status gizi kurang berkisar antara 6,733,33 persen. Prevalensi balita dengan status gizi kurang terendah (6,7%) berada di Desa Tambakbaya Kecamatan Cisurupan, dan tertinggi (33,33%) berada di Desa Sirnagalih Kecamatan Cisurupan.
Pada akhir kegiatan KKP terlihat bahwa di sebagian besar desa terjadi penurunan rata-rata prevalensi balita dengan status gizi kurang sebesar 6,26 persen dari awal kegiatan sebesar 20.1 persen menjadi 13,84 persen pada akhir kegiatan. Di Kecamatan Bayongbong, penurunan prevalensi balita bersatus gizi kurang terbesar terjadi di Desa Ciburuy sebesar 5,82% persen yaitu dari 31,40 persen pada awal kegiatan menjadi 25,58 persen pada akhir kegiatan. Namun di desa Banjarsari justru terjadi peningkatan prevalensi gizi kurang dari 0 persen menjadi 10 persen. Meski demikian, secara keseluruhan Kecamatan Bayongbong mengalami penurunan prevalensi gizi kurang dari 22,92 persen menjadi 20,95 persen. Untuk Kecamatan Cisurupan penurunan prevalensi gizi kurang terbesar terjadi di Desa Sirnajaya dari 13,3 persen menajdi 3,3 persen. Secara keseluruhan Kecamatan Cisurupan mengalami penurunan prevalensi gizi kurang dari 15,57 persen menjadi 7,78 persen. Lalu Kecamatan Cikajang mengalami penurunan prevalensi gizi kurang dari 20,32 persen menjadi 9,63 persen. Penurunan terbesar terjadi di Desa Mekarjaya dari 30,16 persen menjadi 6,35 persen. Ada beberapa desa yang tidak mengalami penurunan atau justru meningkat. Tidak terjadinya penurunan prevalensi balita dengan status gizi kurang pada desa-desa tersebut diduga karena pada umumnya balita tersebut berasal dari keluarga miskin dengan tingkat pendidikan relatif rendah. Meskipun terjadi peningkatan pengetahuan gizi dari ibu balita, namun kemiskinan yang dialaminya membuat rumahtangga mereka kurang mampu dalam penyediaan makanan yang baik bagi seluruh anggota rumah tangganya, khususnya untuk balita, sehingga status gizi balita tidak berubah menjadi lebih baik.

Program Edukasi Gizi
Program edukasi gizi yang dilakukan berupa penyuluhan pada ibu kader dan ibu balita dengan materi penyuluhan berisi tentang zat gizi, baik dari unsur manfaat, dampak, dan sumber-sumber zat gizi. Selain itu, diberikan juga materi tentang pengetahuan sederhana, seperti: persiapan, pengolahan, dan keamanan pangan, serta higene-sanitasi yang didapatkan dari booklet. Diharapkan pasca penyuluhan terjadi peningkatan pengetahuan dan pemahaman dari ibu kader dan ibu balita tentang zat gizi serta pentingnya asupan makanan bergizi bagi tumbuh kembang anaknya. Intervensi berupa penyuluhan ini dilakukan pada semua ibu kader dan ibu balita yang hadir (Tabel 2 dan Tabel 3).
Tabel 2 Data Jumlah Kader Posyandu yang Mendapat Edukasi Gizi di Kabupaten Garut
No
Nama Desa
Jumlah Kader Posyandu yang Mendapat Edukasi Gizi
Kecamatan Bayongbong
1
Mulyasari
8
2
Ciburuy
12
3
Cikedokan
9
4
Banjarsari
10
Jumlah
39
Kecamatan Cisurupan
1
Tambakbaya
8
2
Sirnagalih
8
3
Sirnajaya
5
4
Pangauban
6
5
Cipaganti
5
6
Kramatwangi
7
Jumlah

39
Kecamatan Cikajang
1
Simpang
34
2
Cibodas
41
3
Girijaya
27
4
Mekarjaya
34
Jumlah

132
Jumlah Total Kabupaten Garut
210
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa jumlah ibu kader yang ikut berpartisipasi pada kegiatan penyuluhan di Kabupaten Garut sebanyak 210 orang dengan Kecamatan Cikajang sebagai penyumbang terbesar dengan jumlah kader sebanyak 132 orang. Hal ini disebabkan saat penyuluhan dilaksanaka bertepatan dengan adanya acara kesehatan dari Puskesmas Cikajang sehingga banyak ibu kader yang hadir. Sedangkan di kecamatan lain penyuluhan dilakukan dengan mengundang ibu kader untuk datang.

Tabel 3 Data Jumlah Ibu yang Mendapat Edukasi Gizi di Kabupaten Garut
No
Nama Desa
Jumlah Ibu yang Mendapat Edukasi Gizi
Kecamatan Bayongbong
1
Mulyasari
15
2
Ciburuy
27
3
Cikedokan
32
4
Banjarsari
30
Jumlah
104
Kecamatan Cisurupan
1
Tambakbaya
33
2
Sirnagalih
30
3
Sirnajaya
28
4
Pangauban
31
5
Cipaganti
31
6
Kramatwangi
15
Jumlah

168
Kecamatan Cikajang
1
Simpang
31
2
Cibodas
37
3
Girijaya
20
4
Mekarjaya
47
Jumlah

135
Jumlah Total Kabupaten Garut
407
Lalu pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa jumlah ibu balita yang ikut berpartisipasi pada kegiatan penyuluhan di Kabupaten Garut sebanyak 407 orang. Masing-masing kecamatan telah mencapai target dalam jumlah partisipasi penyuluhan untuk ibu balita. Namun dilapangan diketahui bahwa masih banyak ibu balita yang belum dapat hadir dalam penyuluhan karena waktunya berbenturan dengan kegiatan lain seperti pergi ke sawah, mengaji, beres-beres rumah atau memasak.
Kegiatan edukasi gizi berupa penyuluhan dimaksudkan untuk meningkat-kan pengetahuan gizi para ibu kader dan ibu balita. Pengetahuan gizi yang baik pada ibu kader diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan mereka saat berada di Posyandu sehingga diharapkan mampu menyampaikan berbagai macam pengetahuan yang mereka miliki kepada masyarakat desa mereka, baik yang datang ke Posyandu maupun yang tidak datang. Pengetahuan gizi yang baik juga akan meningkatkan kemampuan pengasuhan anak ibu balita, khususnya dalam hal pola asuh makan. Sebaliknya pengetahuan gizi yang rendah akan menyebabkan kurang baiknya pemenuhan kecukupan zat gizi pada anak sejak dini. Pengetahuan gizi yang rendah biasanya dimiliki oleh para orang tua di pedesaan dengan pendidikan dan status ekonomi yang rendah. Pengetahuan gizi ibu kader dan ibu balita dapat dilihat dari hasil pretest dan posttest yang mereka isi. Hasil peningkatan pengetahuan ibu-ibu setelah mendapatkan penyuluhan dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5.
Tabel 4 Tingkat Pengetahuan Gizi Kader Posyandu Sebelum dan Setelah Mendapat Edukasi Gizi di Kabupaten Garut

No
Nama Desa
Tingkat Pengetahuan Gizi (Nilai rata-rata Test)
Awal
Akhir
Delta
% Perubahan
Kecamatan Bayongbong
1
Mulyasari
66,25
76,25
10
15,09
2
Ciburuy
43,3
66,67
23,37
53,97
3
Cikedokan
70
92
22
31,43
4
Banjarsari
44
63
19
43,18
Rata-rata Kec. Bayongbong
55,89
74,48
18,59
35,92
Kecamatan Cisurupan
1
Tambakbaya
54
79
25
46,3
2
Sirnagalih
41
60
19
46,34
3
Sirnajaya
68
84
16
23,53
4
Pangauban
43
58
15
34,88
5
Cipaganti
58
68
10
17,24
6
Kramatwangi
74
84
10
13,51
Rata-rata Kec. Cisurupan
56,33
72,17
15,83
30,3
Kecamatan Cikajang
1
Simpang
57
71
14
24,56
2
Cibodas
77
80
3
3,9
3
Girijaya
66
79
13
19,7
4
Mekarjaya
45
71
26
57,78
Rata-rata Kec. Cikajang
61,25
75,25
14
26,49
Rata-rata Kab. Garut
57,82
73,97
16,14
30,9

Tabel 5 Tingkat Pengetahuan Gizi Ibu Sebelum dan Setelah Mendapat Edukasi Gizi di Kabupaten Garut
No
Nama Desa
Tingkat Pengetahuan Gizi (Nilai rata-rata Test)
Awal
Akhir
Delta
% Perubahan
Kecamatan Bayongbong
1
Mulyasari
40,67
68
27,33
67,20
2
Ciburuy
60
76,67
16,67
27,78
3
Cikedokan
49
79
 30
61,22
4
Banjarsari
47,3
63
15,7
 33,19
Rata-rata Kec. Bayongbong
49,24
71,67
22,43
47,35
Kecamatan Cisurupan
1
Tambakbaya
64
81
17
26,56
2
Sirnagalih
36
58
23
63,89
3
Sirnajaya
39
60
21
53,85
4
Pangauban
52
65
13
25
5
Cipaganti
40
64
24
60
6
Kramatwangi
51
71
20
39,21
Rata-rata Kec. Cisurupan
46,58
66,5
19,67
44,75
Kecamatan Cikajang
1
Simpang
49
60
11
22,45
2
Cibodas
59
73
14
23,73
3
Girijaya
49
56
7
14,29
4
Mekarjaya
50
64
14
28
Rata-rata Kec. Cikajang
54,25
63,25
11,5
22,12
Rata-rata Kab. Garut
50,02
67,14
17,87
38,07
              Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa rata-rata pengetahuan ibu balita di Kabupaten Garut mengalami kenaikan skor sebesar 17,87 atau sekitar 38,07%. Persentase perubahan terbesar terjadi di Kecamatan Bayongbong sebesar 47,35% dan terkecil terjadi di Kecamatan Cikajang sebesar 22,12%. Pada awalnya beberapa desa memiliki rata-rata pengetahuan ibu pada kategori rendah seperti desa Mulyasari dengan skor sebesar 40,67 dan desa Sirnagalih dengan skor sebesar 36. Setelah dilakukan penyuluhan, semua desa memiliki rata-rata skor pengetahuan gizi dengan kategori cukup dan baik serta mengalami persentase perubahan pengetahuan gizi yang meningkat mulai dari 7% hingga 27,33%. Namun ada desa yang masih dalam kategori rendah dengan skor 56. Diduga terjadi karena kurangnya waktu dan frekuensi penyuluhan sehingga output belum optimal. Untuk keberlanjutannya diharapkan penyuluhan tidak hanya dilakukan sekali, tapi sebaiknya dilakukan sebulan sekali, pada setiap kali penimbangan anak balitanya di Posyandu, dapat dilakukan oleh kader maupun tenaga kesehatan yang bertugas di Kecamatan tersebut.

Evaluasi Tools

              Kelemahan dari kegiatan penyuluhan ini diantaranya adalah keterba-tasan media yang digunakan. Pilihan bahasa dari flipchart serta soal pretest dan posttest terlalu sulit dipahami oleh ibu-ibu. Selain itu, rumus untuk menghitung persentase perubahan pretest dan posttest belum diseragamkan sehingga terlalu banyak persepsi mengenai rumus yang akan digunakan dalam menghitung perubahan pengetahuan responden.
              Beberapa rekomendasi yang perlu diperhatikan antara lain : 1) materi gizi dalam flipchart memiliki tingkat kesulitan yang tinggi bagi masyarakat desa yang pengetahuan dan pendidikannya masih rendah, sehingga perlu lebih disederhanakan; 2) mahasiswa sebaiknya dibekali dengan fasilitas kesehatan dan gizi seperti alat ukur tinggi badan. Hal ini sangat dibutuhkan dengan pertimbangan masih banyak posyandu yang belum memiliki peralatan yang lengkap. Akibatnya proses pengukuran tinggi badan sulit dilakukan.