Selasa, 26 Juli 2011

dimana ALLAH?

Syaikhul Islam Abul ‘Abbas Ahmad ibnu Taimiyyah rohimahulloh pernah ditanya mengenai dua orang yang berselisih tentang masalah akidah/keyakinan. Salah Seorang di antaranya berkata, “Orang yang tidak meyakini Allah Subhanahu wa Ta’ala di atas langit adalah orang sesat.” Sedangkan yang satunya lagi berkata, “Sesungguhnya Allah itu tidak dibatasi oleh tempat.” Padahal mereka berdua adalah sama-sama pengikut mazhab Syafi’i. Maka, jelaskanlah kepada kami tentang akidah Imam Syafi’i rodhiAllahu ‘anhu yang kami ikuti dan bagaimanakah akidah yang benar?


Jawaban Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah:
Alhamdulillah, keyakinan Asy Syafi’i rohimahulloh dan keyakinan para pendahulu Islam seperti Malik, Ats Tsauri, Al Auza’i, Ibnu Mubarak, Ahmad bin Hambal, Ishaq bin Rahawaih, dan juga menjadi keyakinan para guru yang ditiru seperti Fudhail bin ‘Iyadh, Abu Sulaiman Ad Darani, Sahl bin Abdullah At Tusturi dan selain mereka adalah sama. Sesungguhnya di antara ulama tersebut dan yang seperti mereka tidak terdapat perselisihan dalam pokok-pokok agama.

Begitu pula Abu Hanifah rohmatullohi ‘alaihi, sesungguhnya keyakinan beliau dalam masalah tauhid, takdir dan perkara lainnya adalah sesuai dengan keyakinan para ulama di atas. Sedangkan keyakinan yang dipegang oleh para ulama itu adalah keyakinan para sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, itulah keyakinan yang dikatakan oleh Al Kitab dan As Sunnah.

Asy Syafi’i mengatakan di bagian awal Muqoddimah Kitab Ar Risalah
الحمد لله الَّذِي هُوَ كَمَا وصف بِهِ نفسه، وفوق مَا يصفه بِهِ خلقه.
“Segala puji bagi Allah yang (terpuji) sebagaimana sifat yang Dia tetapkan untuk diri-Nya sendiri. Sifat-sifat yang tidak bisa digambarkan oleh makhluknya.”

Dengan demikian beliau rohimahulloh menjelaskan bahwa Allah itu memiliki sifat sebagaimana yang Dia tegaskan di dalam Kitab-Nya dan melalui lisan rosul-Nya shollAllahu ‘alaihi wa sallam.
Begitu pula yang dikatakan oleh Ahmad bin Hambal. Beliau mengatakan: Allah tidak diberi sifat kecuali dengan yang Dia tetapkan sendiri, atau sifat yang diberikan oleh Rosul-Nya shollAllahu ‘alaihi wa sallam tanpa disertai tahrif (penyelewengan makna), tanpa takyif (visualisasi), tanpa tamsil (menyerupakan dengan makhluk), tetapi mereka menetapkan nama-nama terbaik dan sifat-sifat luhur sebagaimana yang Ia telah tetapkan bagi diri-Nya. Mereka yakini bahwasanya:
لَيْسَ كمثله شيء وَهُوَ السميع البصير
“Tidak ada sesuatu pun yang menyerupai dengan-Nya, Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat” baik dalam sifat-sifatNya, Zat-Nya maupun, dalam perbuatan-perbuatan-Nya.
Kemudian beliau berkata: Dialah yang telah menciptakan langit dan bumi, dan segala yang ada di antara keduanya dalam waktu enam masa kemudian Dia bersemayam di atas Arsy; Dialah yang telah benar-benar berbicara dengan Musa; Dialah yang telah menampakkan diri kepada gunung dan gunung itu pun menjadi hancur terbelah karenanya, tidak ada satu makhluk pun yang memiliki satupun unsur sifat yang sama dengan-Nya, ilmu-Nya tidak sama dengan ilmu siapa pun, Qudrah-Nya tidak sama dengan Qudrah siapa pun, dan kasih sayang-Nya juga tidak sama dengan kasih sayang siapa pun, bersemayam-Nya juga tidak sama dengan bersemayamnya siapa pun, pendengaran dan penglihatan-Nya juga tidak sama dengan pendengaran dan penglihatan siapa pun. Ucapan-Nya tidak sama dengan ucapan siapa pun, penampakan diri-Nya tidak sebagaimana penampakan siapa pun.

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menginformasikan kepada kita bahwa di surga itu ada daging, susu, madu, air, sutera, dan emas. Ibnu Abbas telah berkata,
لَيْسَ فِي الدُّنْيَا مما فِي الآخرة إِلاَّ الأسماء.
“Tidak ada suatu pun di dunia ini yang ada di akhirat nanti kecuali hanya sama namanya saja.”
Apabila makhluk-makhluk yang gaib ini ternyata tidak sama dengan makhluk-makhluk yang tampak ini -padahal namanya sama- maka Sang Pencipta tentu sangat jauh berbeda dibandingkan dengan makhluk-Nya, inilah perbedaan Pencipta dengan makhluk yang diciptakan, meskipun namanya sama.
Allah telah menamai diri-Nya Hayyan ‘Aliiman (Maha Hidup, Maha Mengetahui), Samii’an Bashiiran (Maha Mendengar, Maha Melihat), dan nama-Nya yang lain adalah Ra’uuf Rahiim (Maha Lembut, Maha Penyayang); Allah itu hidup tidak seperti hidup yang dialami oleh makhluk, pengetahuan Allah tidak seperti pengetahuan makhluk, pendengaran Allah tidak seperti yang dialami pendengaran makhluk, penglihatan Allah tidak seperti penglihatan makhluk, kelembutan Allah tidak seperti kelembutan makhluk, kasih sayang Allah tidak seperti kasih sayang makhluk.

Nabi bersabda dalam konteks hadits budak perempuan yang cukup populer: “Di mana Allah?” Budak tersebut menjawab, “(Allah) di atas langit.” Akan tetapi bukan berarti maknanya Allah berada di dalam langit, sehingga langit itu membatasi dan meliputi-Nya. Keyakinan seperti ini tidak ada seorang pun ulama salaf dan ulama yang mengatakannya; akan tetapi mereka semuanya bersepakat Allah berada di atas seluruh langit ciptaan-Nya. Dia bersemayam (tinggi) di atas ‘Arsy, terpisah dari makhluk-Nya; tidak terdapat sedikit pun unsur Dzat-Nya di dalam makhluk-Nya, begitu pula, tidak terdapat sedikit pun unsur makhluk-Nya di dalam Dzat-Nya.

Malik bin Anas pernah berkata:
إن الله فَوْقَ السماء، وعلمه فِي كلّ مكان
“Sesungguhnya Allah berada di atas langit dan ilmu-Nya berada (meliputi) setiap tempat.”
Kemudian Beliau Berkata: “Maka barang siapa yang meyakini Allah berada di dalam langit dalam artian dibatasi dan diliputi oleh langit dan meyakini Allah membutuhkan ‘Arsy atau makhluk lainnya, atau meyakini bersemayamnya Allah di atas ‘Arsy-Nya sama seperti bersemayamnya makhluk di atas kursinya; maka orang seperti ini adalah sesat, pembuat bid’ah dan jahil (bodoh). Barang siapa yang meyakini kalau di atas ‘Arsy itu tidak ada Tuhan yang disembah, di atas ‘Arsy itu tidak ada Tuhan yang orang-orang sholat dan bersujud kepada-Nya, atau meyakini Muhammad tidak pernah diangkat menghadap Tuhannya, atau meyakini kalau Al Quran tidak diturunkan dari sisi-Nya, maka orang seperti ini adalah Mu’aththil Fir’auni (penolak sifat Allah dan pengikut Fir’aun), sesat dan pembuat bid’ah.
-setelah penjelasan yang panjang -, Maksud Orang yang mengatakan, “Barang siapa tidak meyakini Allah di atas langit adalah sesat”, jika yang dimaksudkan adalah “barang siapa yang tidak meyakini Allah itu di dalam lingkup langit sehingga Allah dibatasi dan diliputi langit (adalah sesat,red)” maka perkataannya itu keliru.
Sedangkan jika yang dimaksudkan dengan ucapan itu adalah “barang siapa yang tidak meyakini apa yang tercantum di dalam Kitab dan Sunnah serta telah disepakati oleh generasi awal umat ini dan para ulamanya -yaitu Allah berada di atas langit bersemayam di atas ‘arsy-Nya, terpisah dari makhluk-Nya-(adalah sesat, red) maka dia benar. Siapa saja yang tidak meyakininya berarti mendustakan Rosul shollAllahu ‘alaihi wa sallam dan mengikuti selain orang-orang yang beriman. Bahkan sesungguhnya dia telah menolak dan meniadakan Tuhannya; sehingga pada hakikatnya tidak memiliki Tuhan yang disembah, tidak ada Tuhan yang dimintainya, tidak ada Tuhan yang ditujunya.”

Padahal Allah menciptakan manusia -baik orang Arab maupun non-Arab- yang apabila berdoa maka akan mengarahkan hatinya ke arah atas, bukan ke arah bawah. Oleh karena itu ada orang bijak mengatakan: Tidak pernah ada seorang pun yang menyeru: “Ya Allah!!” kecuali didapatkan di dalam hatinya -sebelum lisan tergerak- dorongan ke arah atas dan hatinya tidak terdorong ke arah kanan maupun kiri.
Ahlu ta’thil dan ta’wil (penolak dan penyeleweng sifat Allah) memiliki syubhat dalam hal ini. Mereka benturkan Kitabullah dan Sunnah Rosulullah shollAllahu ‘alaihi wa sallam dengan syubhat ini, mereka tentang kesepakatan salaful ummah dan para ulama. Mereka tentang fitrah yang telah Allah anugerahkan kepada hamba-hambaNya, mereka tentang sesuatu yang telah terbukti dengan akal sehat. Dalil-dalil ini semua bersepakat bahwa Allah itu berada di atas makhluk-Nya, tinggi di atasnya. Keyakinan semacam ini Allah anugerahkan sebagai fitrah yang dimiliki oleh orang-orang tua bahkan anak-anak kecil dan juga diyakini oleh orang badui; sebagaimana Allah menganugerahkan fitrah berupa pengakuan terhadap adanya (Allah) Pencipta Yang Maha tinggi. Rosulullah shollAllahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadits shahih:
كلّ مولود يولد عَلَى الفطرة؛ فأبواه يهودانه، أَوْ ينصّرانه، أَوْ يمجسانه، كَمَا تنتج البهيمة بهيمة جمعاء هَلْ تحسّون فِيهَا من جدعاء؟
“Semua bayi itu dilahirkan dalam keadaan fitrah; Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi, sebagaimana seekor binatang melahirkan anak dengan utuh tanpa ada anggota tubuh yang hilang, apakah menurutmu ada yang hilang telinganya (tanpa sebab sejak dari lahirnya)?”
Kemudian Abu Hurairah rodhiAllahu ‘anhu berkata: Jika kalian mau bacalah,
فطرة الله الَّتِي فطر النَّاس عَلَيْهَا، لاَ تبديل لخلق الله
Fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah.” (Ar Rum:30)

Inilah maksud dari perkataan Umar bin Abdul ‘Aziz: “Ikutilah agama orang-orang badui dan anak-anak kecil yang masih asli, yakinilah fitrah yang telah Allah berikan kepada mereka, karena Allah menetapkan fitrah hambanya diatas kebenaran, dan para rasul diutus untuk menyempurnakan fitrah dan menetapkannya bukan untuk menyimpangkan dan juga bukan untuk mengubahnya.”
Sedangkan musuh-musuh para rosul seperti kaum Jahmiyah Fir’auniyah dan lain-lain itu bermaksud mengganti dan mengubah fitrah yang Allah berikan, mereka lontarkan berbagai syubhat/kerancuan dengan kalimat-kalimat yang tidak jelas sehingga banyak orang itu tidak mengerti maksudnya; dan tidak bisa membantah mereka.

Sumber kesesatan mereka adalah penggunaan istilah-istilah yang bersifat global dan tidak bersumber dari Al Quran dan Sunnah Rosul-Nya shollAllahu ‘alaihi wa sallam, juga tidak pernah pula dikatakan oleh salah seorang ulama kaum muslimin, seperti istilah tahayyuz, jisim (jasad/raga), jihhah (arah) dan lain sebagainya.
Barang siapa yang mengetahui bantahan syubhat mereka hendaklah dia menjelaskannya, namun barang siapa yang tidak mengetahuinya hendaknya tidak berbicara dengan mereka dan janganlah menerima kecuali yang berasal dari Al Kitab dan As Sunnah, sebagaimana yang difirmankan Allah,
وَإِذَا رأيت الَّذِينَ يخوضون فِي آياتنا فأعرض عنهم حتّى يخوضوا فِي حديثٍ غيره
“Dan apabila kamu melihat orang-orang yang mempermainkan ayat-ayat Kami maka berpalinglah dari mereka hingga mereka mengganti pembicaraan.”(Al An’am:68)

Barang siapa berbicara tentang Allah, Nama dan Sifat-Nya dengan pendapat yang bertentangan dengan Al Kitab dan As Sunnah maka dia termasuk orang-orang yang mempermainkan ayat-ayat Allah secara batil.
Kebanyakan dari mereka telah menisbatkan kepada para ulama kaum muslimin berbagai hal yang tidak pernah mereka katakan, Mereka menisbatkan kepada AS Syafii, Ahmad bin hambal, Malik, dan Abu Hanifah berbagai hal terkait I’tiqad yang tidak pernah mereka katakan. Kemudian mereka katakan kepada para pengikut imam-imam itu: inilah keyakinan Imam Fulan; oleh karena itu apabila mereka dituntut untuk membuktikannya dengan penukilan yang sah dari para imam niscaya akan terbongkar kedustaannya.

Asy Syafi’i mengatakan, “Hukuman yang seharusnya dijatuhkan kepada Ahli ilmu kalam (baca: ahli filsafat) menurutku adalah dipukuli dengan pelepah kurma dan sandal lalu diarak mengelilingi kabilah-kabilah dan kaum-kaum sambil diumumkan: ‘Inilah balasan/hukuman yang dijatuhkan kepada orang yang meninggalkan Al Kitab dan As Sunnah dan malah menekuni ilmu kalam.’”
Abu Yusuf Al Qadhi berkata, “Barang siapa menuntut ilmu agama dengan belajar ilmu kalam niscaya  akan menjadi zindiq.”
Ahmad mengatakan “Tidak akan beruntung orang yang menggeluti ilmu kalam.”
Sebagian ulama mengatakan: Kaum mu’aththilah (penolak sifat Allah) itu pada hakikatnya adalah penyembah sesuatu yang tidak ada, sedangkan kaum mumatstsilah/penyerupa sifat Allah dengan sifat makhluk itu adalah penyembah patung. Mu’aththil itu buta, dan mumatstsil itu rabun; padahal agama Allah itu berada antara sikap melampaui batas/ghuluw dan sikap meremehkan.
Allah ta’ala berfirman,
وكذلك جعلناكم أمّة وسطاً
“Dan demikianlah Kami jadikan kamu umat yang pertengahan.” (Albaqarah:143)
Posisi Ahlusunnah di dalam Islam seperti posisi Islam di antara agama-agama.
Walhamdulillahi Rabbil ‘aalamiin.

Semoga Bermanfaat
(Majmu’ Fatawa V/256-261)
Disadur dari Artikel www.Muslim.or.id
dari http://syaikhulislam.wordpress.com/2010/03/10/majmu-fatawa-dimana-allah/

Minggu, 24 Juli 2011

Bersyukur

hari ini lelah?benar,,tapi itu tak sebanding dengan berkah dan segala kenikmatan yang Allah berikan,,benar2 2 hari yang membuat saya malu dengan diri saya sendiri,takut kepada apa yang telah dan sedang bahkan akan saya lakukan,,,bukan karena Qada dan QadarNya tapi karena kebodohan dan kejahilan yang masih melekat erat dalam diri saya,,,bersyukur karena telah dipertemukan dengan mereka,,,semoga Allah tetap membuka dan menerangi hati kami dengan petunjukNya..^^
Sungguh hati ini berazzam ingin terus Istiqomah dan konsisten untuk menuntut ilmu syar'i dengan lebih keras,lebih berusaha,,,,sungguh saya akan berusaha sekuat tenaga untuk menutupi dosa2 yang telah saya lakukan dengan kebaikan2 lewat jalan yang benar,,,Sungguh,,HARUS saya LAKSANAKAN itu!

Rabu, 20 Juli 2011

hmm,,mulai kurangi,,

seringkali ingin tahu,,,ingin diceritakan seperti dulu,,,kegelisahan yang terjadi,bagaimana rasa kesalmu melanda,apa yang saaat ini kamu rasakan,,,mungkin terlalu ingin ikut campur ya saya ini,mau sok pengen tahu aja keadaan kamu tapi ya itu yang saya rasakan : ingin tahu...atau peduli?ah,,saya juga ga ngerti,,
hmm,,mungkin memang sekarang kamu tidak lagi membutuhkan saya ya utk hal2 seperti itu,,,tentu orang2 yang nyata dan lebih dekat denganmu akan lebih baik dalam mengerti juga memberikan solusi..dan rasa ingin tahu ini mungkin harus saya mulai hilangkan saja,,,

Jumat, 08 Juli 2011

daftar nama AK

AK 1 (Adrenalin)
PAK : Ali Mahdi Bukhori (085693485499)
Rizki Ichwan Syah
T.ilham akbar
ahmad Fauzi
Cahyuning Isnaini
Rizka Febriana
Yessy Niarty
Zahra musthafavi
Melinda rumuy
Yoesniasani Dwi Meisya
Maryam Nabila
Marisya Fitriani

AK2 (Epinefrin)
PAK : Rieska Indah M (081346393091)
Mochamad Miftachur Rizqi
Richardson sijabat
Pauzi
Amalia Ardiyanti
Nandika Hidayati
Ambarwati
Nurisnani putrid M.
Yenny Nurfajriani
Annisa pratiwi
Dinda ayuvalira dwipangesti
Pvatmaya sczheptariella b

AK3 (Insulin)
PAK : Lativa (081374210193)
christian andrianus
Hafiddudin
ade cucu wahyudin
Isna Nurlela Nasution
Evi Nurlatifah
Nur Susan Iriyanti I.
Karera A
Sarinah
Widya Lestari
Reni rahmawati

AK4 (Glukagon)
PAK : Karina Indah P (085693612690)
Mochamad Enra Sujanawan
M.rivqi zaelani
mas agung alfit dianto
Raida Amalina
Novi Luthfiana Putri
Ramadhani
Novia akmaliyah H
Nur fitriyani
Rossy Febriani
Aris Sulfiana
Yusi Ariska

AK5 (Oksitosin)
PAK : Avliya Quratul M (085265211095)
Rizki Prawira Suparto
M. Emir wibowo
iqbar M saputra
Indah Purnamasari
Ade Jarmida
Kharisma Tamimi
Rizky noviarini
Nurrahma sri fitayani
Tiffany Nisa A
Hayu Ning Dewi
Putu rossi tya lestari

AK6 (Prolaktin)
PAK : Armina Puji U (08567346430)
Muhammad Faqih Wiratama
Annizaf
M. Firman A
Hernawan prassutyo
Riana Pangestu Utami
Defika Annisa Cita
Widia Nurfauziah
Asri lestari R
Wahyu risky K.
Dian Widya Putri
Dyah Pramudita Kristin

AK7 (Estrogen)
PAK : Maya Utami (085727423344)
Muhammad Taufik Hidayat
Afwin firdaus
Willy gumilang
Siti Khoirul Umami
Engkun Rohimah
Lilis Heryati
Erlina andika DP
Sakinah ulfiyanti
Nur Khoriyah
Almira Nuraelah
Crissetiany panjaitan

AK8 (Progesteron)
PAK : Fauzah A (085718215861)
Erik Sunandar
M.Mifthah Faridh C
Ihsan
Rotua Yulianti Simarmata
Ruth Ayu Wulandari
Kirana Fajar R.
Yuli dwi setyowati
Lidyawati gunawan
Diani Olyvia Sari
Rizki Amalia T
Restu pertiwi

AK9 (Aldosteron)
PAK : Septian S (085716830375)
Yoga Hendriyanto
M.Q Aliyyan Wijaya
I kadek agus hendra D
Luhur nugroho
Irmawati Ramadhani
Zilla Arsyilah
Farida Hanum
Ineke Wildana A.
Ega suryadiana
Imelda Saputri
Wilda Yunieswati

AK10 (Inkreatin)
PAK : Erwin Angga S N (085865825189)
abdurahman Ali
Andika Mohammad
yazid ramadhani
Pamila Adhi Annisa
Dessi Amelia
Annisa Sophia
Dessy Aryanti Utami
Elok nalurita
Lusia Primadona Juita
R. Aprilliani Tirtasih P
Dahlia nurlaila

AK11 (Prostaglandin)
PAK : Aisyah (085716680431)
Reynaldy Fajri aldya
Taufiq Firdaus A.A
rayfan ambrian
Irwan Setiadi
Siti Habibah Wardah
Fara Irdini Azkia
Destiara Lismaniar P.
Ridhati Utria
Ramadhini rizkiyah
Addin R Hemaswari
Dini Suciyanti

AK12 (Tiroid)
PAK : Nabilah N Z (085693785366)
Ifdal
Ganda Setia Nugraha
M yulianto kurniawan
Desy Dwi Aprillia
Fitria nurjanah
Sa Ni
Marlita Jayanti
Putri gita puspita
Rekyan hanung p.
Siti Indah Pratiwi Usman
Agustina


untuk yang namanya belum ada harap hubungi ALI segera